Saturday, November 1, 2014

Pilpres 2014

Pemihan Umum Presiden Republik Indonesia 2014 atau disingkat Pilpres 2014 adalah pertama kali saya berpartisipasi untuk menyuarakan hak saya. Pemilihan umum ini diikuti oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat ikut kembali karena tidak boleh ada periode ketiga seorang presiden. Dan menurut saya, pilpres ini adalah pilpres yang paling hot (panas) yang pernah saya lihat sampai sekarang.

Sebelum pemilihan umum, tokoh-tokoh yang ingin mencalonkan menjadi presiden selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebenarnya banyak. Tetapi mereka mengurungkan niatnya karena tidak mencapai batas suara/kursi yang diperlukan untuk bisa menjadi seorang Presiden (20% kursi di DPR atau memenangi 25% suara populer).  Contohnya Aburizal Bakrie (Golkar), Wiranto (Hanura), Yusril Ihza Mahendra (PBB), Suryadharma Ali (PPB). Januari sampai Maret adalah masa kedua pasangan ini berkampanye. Dana kampanye pasangan Prabowo – Hatta  adalah Rp. 166.557.825.711 dibandingkan penerimaannya Rp. 166.559.466.941. Sedangkan pasangan Jokowi – JK adalah Rp. 311.899.377.825 dibandingkan dengan penerimaannya Rp. 312.376.119.823. Debat antar calon presiden pun diadakan di berbagai stasiun TV.

Dan baru kali ini, saya lihat masyarakat sangat berantusias ingin menyuarakan hak pilihnya. Banyak dari kalangan bawah sampai atas, dari tua sampai anak muda pun terlihat sangat terlihat partisipasinya. Dimana-mana masyarakat membicarakan pilpres 2014 ini. Yang saya lihat, di ruang lingkup teman, saudara,  dan keluarga pun saling berpendapat bahkan ada yang berdebat dengan anggota keluarga sendiri karena berbeda pendapat. Bahkan di social media dan internet pun, banyak yang membahas pilpres 2014 ini, mengemukakan pendapat, menunjukkan keunggulan capres pilihannya, membandingkan antara kedua capres, bahkan menyebar kejelekan, isu-isu yang tidak benar tentang calon presiden yang tidak dipilihnya yang akhirnya membuat mereka berdebat bahkan ada yang berkelahi dengan orang lain. Saya rasa tiba-tiba semua rakyat Indonesia jadi ahli politik. Saya kira ini hal yang kurang baik dari sisi sosial, tetapi di sisi lain, sisi partisipasi rakyat terhadap politik, akhirnya masyarakat Indonesia tidak apatis dengan politik yang tentunya menentukan nasib mereka 5 tahun kedepan.

Pilpres pun akhirnya dilaksanakan 9 Juli 2014. Saya pun pertama kali memilih presiden di kala itu. Setelah saya dan semua masyarakat memilih, quick count di media televisi pun bertebaran. Waktu itu, pemenang sementara versi quick count adalah Joko Widodo – Jusuf Kalla. Setelah dilakukan pengumpulan data oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), akhirnya diumumkan oleh KPU bahwa yang memenangkan Pilpres Indonesia 2014 adalah pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Ada yang mengadakan pesta rakyat, ada yang bersedih karena capres yang dipilihnya tidak menang. Pihak Prabowo – Hatta mengajukan gugatan ke MK karena merasa dirugikan, tetapi ditolak oleh MK. Akhirnya, Joko Widodo dilantik, diambil sumpahnya, dan sah menjadi seorang Presiden pada tanggal 20 Oktober 2014.

Presiden Jokowi pada tanggal 26 Oktober 2014 akhirnya mengumumkan kabinet kerjanya. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional: Andrinof Chaniago
Menteri Koordinator Perekonomian: Sofyan Djalil
Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
Menteri Perindustrian: Saleh Husin
Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
Menteri Tenaga Kerja: Hanif Dakhiri
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini Soemarno
Menteri PU dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimulyono
Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Siti Nurbaya
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
Menteri Sosial: Kholifah Indar Parawansa
Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yonaha Yembise
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar
Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah: Anies Baswedan
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edhi Purdijatno
Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi
Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna H Laoly
Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudyantara
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi
Menteri Koordinator Kemaritiman: Indroyono Soesilo
Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
Menteri Pariwisata: Arief Yahya
Menteri ESDM: Sudirman Said
Sekian dari saya analisis tentang Presiden Indonesia yang baru 2014. Saya sangat berharap Presiden terpilih sekarang (Bapak Joko Widodo) selalu memegang teguh dan menepati semua janji-janjinya pada saat kampanye dan pada debat yang waktu itu membuat saya sangat terkesan. Semoga dapat membuat Indonesia jauh lebih baik dari sebelumnya, membuat seluruh masyarakatnya semakin sejahtera terutama pada yang rakyat yang tidak mampu,  dan membuat Indonesia menjadi negara hebat di bidang ekonomi dan segala bidang sehingga bisa dipuji oleh masyarakat dunia.



No comments:

Post a Comment