Pemihan Umum Presiden Republik Indonesia 2014 atau disingkat
Pilpres 2014 adalah pertama kali saya berpartisipasi untuk menyuarakan hak
saya. Pemilihan umum ini diikuti oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dan
pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Presiden sebelumnya, Susilo Bambang
Yudhoyono tidak dapat ikut kembali karena tidak boleh ada periode ketiga
seorang presiden. Dan menurut saya, pilpres ini adalah pilpres yang paling hot
(panas) yang pernah saya lihat sampai sekarang.
Sebelum pemilihan umum, tokoh-tokoh yang ingin mencalonkan
menjadi presiden selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebenarnya banyak.
Tetapi mereka mengurungkan niatnya karena tidak mencapai batas suara/kursi yang
diperlukan untuk bisa menjadi seorang Presiden (20% kursi di DPR atau memenangi
25% suara populer). Contohnya Aburizal
Bakrie (Golkar), Wiranto (Hanura), Yusril Ihza Mahendra (PBB), Suryadharma Ali
(PPB). Januari sampai Maret adalah masa kedua pasangan ini berkampanye. Dana
kampanye pasangan Prabowo – Hatta adalah
Rp. 166.557.825.711 dibandingkan penerimaannya Rp. 166.559.466.941. Sedangkan
pasangan Jokowi – JK adalah Rp. 311.899.377.825 dibandingkan dengan
penerimaannya Rp. 312.376.119.823. Debat antar calon presiden pun diadakan di
berbagai stasiun TV.
Dan baru kali ini, saya lihat masyarakat sangat berantusias ingin
menyuarakan hak pilihnya. Banyak dari kalangan bawah sampai atas, dari tua
sampai anak muda pun terlihat sangat terlihat partisipasinya. Dimana-mana masyarakat membicarakan pilpres 2014 ini. Yang saya lihat,
di ruang lingkup teman, saudara, dan keluarga
pun saling berpendapat bahkan ada yang berdebat dengan anggota keluarga sendiri
karena berbeda pendapat. Bahkan di social media dan internet pun, banyak yang membahas
pilpres 2014 ini, mengemukakan pendapat, menunjukkan keunggulan capres
pilihannya, membandingkan antara kedua capres, bahkan menyebar kejelekan, isu-isu
yang tidak benar tentang calon presiden yang tidak dipilihnya yang akhirnya
membuat mereka berdebat bahkan ada yang berkelahi dengan orang lain. Saya rasa
tiba-tiba semua rakyat Indonesia jadi ahli politik. Saya kira ini hal yang
kurang baik dari sisi sosial, tetapi di sisi lain, sisi partisipasi rakyat
terhadap politik, akhirnya masyarakat Indonesia tidak apatis dengan politik
yang tentunya menentukan nasib mereka 5 tahun kedepan.
Pilpres pun akhirnya dilaksanakan 9 Juli 2014. Saya pun
pertama kali memilih presiden di kala itu. Setelah saya dan semua masyarakat
memilih, quick count di media televisi pun bertebaran. Waktu itu, pemenang
sementara versi quick count adalah Joko Widodo – Jusuf Kalla. Setelah
dilakukan pengumpulan data oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), akhirnya diumumkan
oleh KPU bahwa yang memenangkan Pilpres Indonesia 2014 adalah pasangan Joko
Widodo – Jusuf Kalla. Ada yang mengadakan pesta rakyat, ada yang bersedih
karena capres yang dipilihnya tidak menang. Pihak Prabowo – Hatta mengajukan
gugatan ke MK karena merasa dirugikan, tetapi ditolak oleh MK. Akhirnya, Joko
Widodo dilantik, diambil sumpahnya, dan sah menjadi seorang Presiden pada
tanggal 20 Oktober 2014.
Presiden
Jokowi pada tanggal 26 Oktober 2014 akhirnya mengumumkan kabinet kerjanya. Rinciannya
adalah sebagai berikut:
Menteri
Sekretaris Negara: Pratikno
Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional:
Andrinof Chaniago
Menteri
Koordinator Perekonomian: Sofyan Djalil
Menteri
Keuangan: Bambang Brodjonegoro
Menteri
Perindustrian: Saleh Husin
Menteri
Perdagangan: Rahmat Gobel
Menteri
Pertanian: Amran Sulaiman
Menteri
Tenaga Kerja: Hanif Dakhiri
Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Menteri
Badan Usaha Milik Negara: Rini Soemarno
Menteri PU
dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimulyono
Menteri
Agraria, Tata Ruang, dan Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan
Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Siti Nurbaya
Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
Menteri
Kesehatan: Nila F Moeloek
Menteri
Sosial: Kholifah Indar Parawansa
Menteri
Agama: Lukman Hakim Saifuddin
Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yonaha Yembise
Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar
Menteri
Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
Menteri
Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah: Anies Baswedan
Menteri
Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edhi Purdijatno
Menteri
Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
Menteri Luar
Negeri: Retno LP Marsudi
Menteri
Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna H Laoly
Menteri
Komunikasi dan Informatika: Rudyantara
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi
Menteri
Koordinator Kemaritiman: Indroyono Soesilo
Menteri
Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
Menteri
Perhubungan: Ignasius Jonan
Menteri
Pariwisata: Arief Yahya
Menteri
ESDM: Sudirman Said
Sekian dari
saya analisis tentang Presiden Indonesia yang baru 2014. Saya sangat berharap
Presiden terpilih sekarang (Bapak Joko Widodo) selalu memegang teguh dan
menepati semua janji-janjinya pada saat kampanye dan pada debat yang waktu itu
membuat saya sangat terkesan. Semoga dapat membuat Indonesia jauh lebih baik
dari sebelumnya, membuat seluruh masyarakatnya semakin sejahtera terutama pada
yang rakyat yang tidak mampu, dan membuat
Indonesia menjadi negara hebat di bidang ekonomi dan segala bidang sehingga
bisa dipuji oleh masyarakat dunia.
No comments:
Post a Comment